Disebelah barat agak keutara atau tepatnya barat
laut sumur cepoko ada beberapa lempengan batu yang warga menyebutnya Watu
Badut.
Dahulu tempat tersebut penuh dengan
tumbuh-tumbuhan liar dan semak belukar. Ternyata didalam rimmbunnya tanaman
liar didalamnya ada beberapa batu besar. Dikalaitu ada orang yang membersihkannya
hingga bersih lalu batu itu digunakan sebagai tempat pertapaan para seniman
ludruk, karena diyakini dari dalam batu tersebut keluar aurah mistik yang mampu
mengantarkan kesuksesan konser para seniman ludruk ( semacam ketoprak ).
Karenanya disebut Watu Badut.
Kala itu desa lowayu kaya dengan kelompok ludruk.
Bahkan menjadi pemain ludruk menjadi setatus sosial tersendiri ditengah
masyarakat. Hal itu diyakini karena mendapatkan berkah dari mbah Watu Badut.
Bahkan kelompok ludruk dari luar desapun berdatangan untuk bertapah dan berguru
ditempat tesebut. Seperti kelompok ruji, semamping, miskan dari Banyu bang dan
lainnya. Setiap akan tampil disuatu tempat, biasanya para kelompok ludruk itu
datang ke batu tersebut untuk berziarah dan minta izin terlebih dahulu kepada
mbah Watu Badut. Dengan harapan konsernya sukses.
Sekarang Watu Badut tidak digunakan untuk
pertapaan dan juga sudah tidak ada para seniman ludruk yang datang kesana untuk
berziarah. Aura mistik yang dulu disebut-sebutkan sekarang sudah tidak terasah
lagi, bahkan menjadi area petak umpet anak-anak kecil yang berada disekitar
Watu Badut.
Post a Comment