Cepoko merupakan sebuah kampung yang bertempat
pojok barat daya desa Lowayu. Konon didesa Lowayu terdapat sumur tua yang
masing-masing memiliki kekuatan mistik, yang kami menyebutnya legenda 7 sumur
tua. Diantaranya adalah Sumur Cepoko, Sumur Wayu, Sumur Banteng, Sumur Tiban
atau Sawahan (berada pas disebelah utara masjid), Sumur didepan rumah Bu Hj
Laduni, Sumur didepan rumah Bu Hj Warkinah, Sumur dibelakang Bapak Supardi
(Selatan balaidesa).
Karena diyakini Cepoko ada penunggunya dan dapat
memberi berkah, maka setiap hari senin dan kamis warga datang membawa sesaji
dan bakar kemenyan kesumur tersebut, bahkan pada hari atau bulan tertentu
diadakan acara ”dekahan” kecil-kecilan, akan tetapi tradisi seperti ini
sudah tidak ada karena perkembangan zaman.
Terdengar cerita ada seorang warga kampung cempoko
mempunyai hajat walimatul khitan, yang dimeriyakan dengan pentas wayang kulit.
Tetapi ia tidak membawa sesaji kesumur cepoko, maka dalam acaranya ia selalu
mendapatkan masalah, seperti: nasi yang dinanak tidak bisa masak-masak, nasi
yang sudah masak dalam waktu sekejap mata sudah basi, bahkan kuah dan
laukpauknyapun demikian. Setelah ia membawa sesaji kesumur itu semua masalahpun
hilang dan acara berjalan dengan lancar.
Dahulu didakat sumur cempoko ada sebuah pohon
bunga cempoko disumur dan bungah ada penunggu dari bangsa makhluk halus seorang
putri yang cantik. Maka jiki ada wanita cantik dikampung tersebut melebihi
kecantikan si putri, pasti minimal ia terkena aib bahkan mati secara misteri.
Ada yang bilang penunggu sumur cempoko dan bungah cepoko adalah seorang lelaki
yang beristrikan Mbok rondo andan yang menunggu Sumur Banteng. Karenanya warga
menyakini Sumur cepoko dan Sumur Banteng adalah suami istri.
Sampai sekarang sumur tersebut masih berfungsi
sebagaimana mestinya, sementara keyakinan keramat sumur cepoko berangsur-angsur
hilang bersamaan dengan munculnya fajar syari’at islam.
Ngarang lo
Sorry bos bkn gx percaya
Maksud nya lo ngarang ato dpt dari sumber mn
Iya ini kayaknya harus di luruskan