Unknown
Banyu biru berada kira-kira 50 meter sebelah selatan desa lowayu. Banyu biru merupakan danau yang airnya bewarna biru dengan bau khas belerang. Sebelah barat danau terdapat pohon besar yang di yakini tempat tinggal penunggu Banyu biru atau yang biasa di sebut Mbah Banyu biru. Sebelah utara danau terdapat batu besar yang di jadikan tempat menaruh sesajen berupa kembang kenongosebagai persembahan kepada Mbah Banyu biru. Sekitar danau banyak tumbuh pohon gayam yang buahnya dapat dimakan. Konon dulu ada seorang perempuan cantik yang sedang mencuci baju dan selendang birunya di danau kecil tersebut. Selendang itu hanyut ketengah danau. Dengan sekuat tenaga perempuan itu ingin mengambilnya, namun dia malah ikut tenggelam bersama selendangnya. Dalam waktu bersamaan datang seorang jejaka perkasa sedang melintas dan melihad ada perempuan mau tenggelam didanau dan butuh pertolongan. Dengan suara keras jejaka tersebut berseru kepada warga untuk segera menolongnya. Wargapun mencari perempuan itu, namun tidak diketemukan. Selang beberapa hari danau tersebut airnya berubah menjadi biru. Karenanya warga menyebutnya Banyu biru. Ditepi danau terdapat potongan kepala naga. Ternyata kepala naga tersebut adalah kepala naga besar yang hidup ratusan tahun didalam danau. Tidak ada seorangpun yang bisa mengalahkan si naga. Jejaka yang menyeruh kepada warga untuk menolong perempuan yang hendak tenggelam ternyata seorang yang sakti mandraguana. Dialah yang membunuh si naga dan memotong-motong bagian tubuhnya. Konon kepala naga diletakkan di tepi Banyu biru, ekornya dibuang di rabasan kali kerik, sebelah timur desa lowayu dan tubuhnya dibuang ke danau besar / rowo sekitar daerah pecutan, sebuah area bertanah gembur yang jika dilewati dan sedang sial yang lewat akan tenggelam ditelan bumi. Banyu biru selain dijadikan pengairan para petani karena sumbernya yang besar, juga banyak dikunjungi warga untuk keperluan mandi. Mereka yakin airnya dapat mengobati berbagai penyakit kulit. Seperti: gatal-gatal, gudik, koreng, biduren, kudis, kurap dan mempercepat kesembuahan anak yang baru khitan. Dalam waktu-waktu tertentu, kadang jika ada anak yang belum dikhitan / sunnat yang mandi di Banyu biru, ketika keluar dari pemandiannya dia sudah menjadi terkhitan. Warga menyebutnya disunat lelembut. Karenanya untuk tidak terkena sial dan hal-hal yang tidak diinginkan biasanya warga yang mandi didahului melempar uang logam terlebih dahulu kebawah pohon besar atau kebatu besar yang berada ditepi danau. Bagi para pengembala sapi maupun kambing tidak akan berani memberi minum hewan ternaknya dengan air Banyu biru, sebab diyakini hewan ternak yang diberi minum air Banyu biru akan menjadi brangasan ( susah diatur/ nakal ). Maka dari itu penduduk warga setempat kususnya anak-anak geng RotoR yang diketuai oleh saudara Rosyid pada tahun 2012, itu berkeinginan menjadikan danau tersebut menjadi danau yang menarik untuk dijadikan area wisata desa.
1 Response
  1. Masaqin Says:

    silahkan banyu zam-zam gratis!


Post a Comment