Unknown

Jauh arah barat daya desa sekitar persawahan, tepatnya daerah lemah wedi terdapat makam yang warga menyebutnya Makam Mbudug / Makam Cino. Konon dulu hidup Nyonya perantauan cina yang kaya raya dari hasil berdagang di pasar lama desa lowayu yang berada disebelah barat balai desa / depan masjid karena sudah sukses dia ingin mengajak ayahnya yang duda untuk datang ke indonesia hidup bersama dengan dirinya.
Sang ayah pun memenuhi keinginan anak semata wayangnya. Dia tinggal daratan cina menuju indonesia. Tidak lama kemudian rupanya sang ayah mendapat jodoh warga lowayu. Mereka bertiga hidup bahagia dengan harta melimpah. Sampai akhirnya sang ayah meninggal dunia.
Sesuai dengan pesan ayahnya, besok ketika meninggal supaya mayatnya tidak dimakamkan kumpul dengan orang jawa (lowayu). Disepakatilah makamnya ditempatkan diluar desa disebuah tempat agak tinggi sehingga disebut Mbudug dan ternyata tanahnya seperti tanah pesisir pantai, berupa pasir putih, kerang, kepiting karenanya disebut  lemah wedi(tanah berpasir).
Warga meyakini bahwa untuk mendapatkan rizki yang banyak terutama menjelang panen, maka mereka harus membawa sesajen ke makam china untuk mendapatkan berkah. Kebiasaan memberi sesajen sudah tidak ada lagi dan auramistik yang dulu kental terasa di sekitar makam china sekarang sudah hilang.
0 Responses

Post a Comment