Embong Buntung semula merupakan jalan yang lurus
menghubungkan antar desa. Arah barat menuju Bangeran. Arah timur menuju
Petiyin, Jajar, Tebuwung dan Mentaras. Arah selatan menuju Kaliagung,
Tiremenggal sedangkan arah utara menuju Lowayu.
Lantaran ada keinginan warga untuk membuat tanggul
guna menampung air di waduk atau biasa disebut Rowo yang dapat dimanfaatkan
oleh petani ketika musim kemarau, maka jalan kearah barat dan selatan menjadi
terputus. Karenanya jalan tersebut sampai sekarang diberi nama Embong (jalan)
Buntung (putus).
Jalan tersebut diyakini tidak hanya menjadi lalu
lelang manusia, tetapi juga makhlus halus. Maka ketika jalan tersebut tidak
berfungsi sebagaimana semula, para pengguna jalan dari makhluk halus dendam
kepada manusia dengan selalu mintak jatah nyawa setiap tahun ketika sudah tiba
waktunya.
Karenanya dulu warga lowayu meyakini bahwa setiap
tahun pasti ada orang yang tenggelam (klelep) diwaduk/rowo. Hal ini sebagai
bentuk tumbal nyawa yang dibutuhkan oleh para makhlus halus lantaran dendam
jalannya terputus.
Sekarang kejadian itu sudah ada lagi, walaupun
aura mistik masih terasa darinya.
Post a Comment