Dekso merupakan sebuah makam tua yang posisi
makamnya tidak lurus garis utara selatan, tetapi arah timur laut dan barat
daya. Posisi makam Mbah Dekso berada disebelah barat jalan masuk desa kira-kira
50 m dari gapuro pintu masuk desa.
Mbah Dekso adalah sebutan bagi seorang yang
bijaksana dalam menyelesaikan masalah. Mbah Dekso hidup disebuah kampung yang
selalu terjadi pertengkaran antar penduduk, nyaris tidak ada hari tanpa
pertengkaran bahkan saling bunuh membunuh. Karenanya kampung tersebut disebut
kampung padu (bertengkar).
Ketika terjadi pertengkaran Mbah Dekso selalu
berusah menyelesaikan masalah dengan baik-baik, walaupun tidak semua masalah
dapat diselesaikan dengan jalan damai. Karena kebiasaannya yang selalu menjadi
jakso (Jaksa-juru damai) maka beliau diberi nama Mbah Dekso.
Konon Mbah Dekso diyakini sebagai seorang wali
yang sedang menjalankan dakwa islam dengan cara keliling dari satu kampung ke
kampung lain. Ketika sampai dikampung Padu, Mbah Dekso merasa harus berhenti
karena warga kampung membutuhkan seorang yang arif yang dapat menyelesaikan
masalah. Sampai akhirnya Mbah Dekso meninggal dunia lantaran sakit perut dan
disemayamkan tidak jauh dai desa padu dimana beliau melakukan dakwahnya.
Karenanya makam Mbah Dekso diyakini masih
mendatangkan aura, terutama bagi mereka yang terkena sakit perut. Warga
berkeyakinan jika ada yang sakit perut cukup nadlar jika sembuh akan ke makam Mbah
Dekso untuk memberi sesajen, maka sakit yang di derita sembuh seketika.
Kepercayaan dengan memberi sesajen sudah tidak
ada, namun sampai sekarang makam tersebut terlihat masih ada yang merawat,
terbukti dengan kain putih yang ditaruh diatas batu nisan selalu kelihatan
baru. Hal ini menunjukkan masih ada yang merawat dan mempertahankan makam
tersebut.
Post a Comment